Minggu, 16 Maret 2014

Kisah kecil Ku Hingga Dewasa


Kisah Masa Kecilku Bersama Teman_teman
Aku rindu masa-masa kecil dulu. Masa-masa yang telah lama aku tinggalkan. Masa kecil yang penuh kenangan, menyenangkan, karena yang menyakitkan tak pernah mau ku kenang, atau memang sebenarnya tak ada yang menyakitkan. Ah… bagi ku sekarang, semua kisah masa kecil dulu menyenangkan. Masa-masa yang aku habiskan di “Kampung ku yang bernama Koetroek city” (sebutan rumah nenek yang dulu menjadi tempat tinggal ku, sebelum nenek meninggal, sebelum rumah baru ku dibangun, 100 meter di sebelahnya). Masa-masa yang aku habiskan bersama teman-teman, anak-anak kampung yang hanya kenal keceriaan itu. Ai… betapa indahnya.  Betapa besar anugerah Allah, anugerah pengalaman hidup yang begitu mengesankan itu.
Akan aku goreskan kenangan itu, tidak hanya di dalam ingatan, tapi juga dalam guratan kata-kata yang  ku rangkai menjadi sebuah kisah. Kisah masa kecil ku.  Oh….begitu banyak, hingga aku bingung mulai dari mana. Tapi selebihnya, menulis kisah ini begitu mengasyikkan. Perjalanan mengenang masa lalu. Masa kecil di tanah leluhur, Tanah Jawa tercinta.
membuat pintu besi
Oke, mulai saja dari kegiatan ku sepulang sekolah (SD Roy Ardiansyah). Jam 10, masih bisa dibilang pagi. Aku segera menaruh tas dan berganti baju, tapi lebih seringnya hanya menaruh tas. Urusan ganti baju adalah hal yang malas ku kerjakan, bisa berjam-jam beraktivitas baru aku mau ganti baju, sampai kadang-kadang Ibu dan Bapak jadi marah-marah cuma perihal ganti baju. Yach begitu lah aku. Anak bebal ini sangat sulit dinasehati, tapi bukankan itu wajar bagi anak-anak seusia itu (beginilah anak bebal, selalu mencari pembenaran di setiap kesalahannya).
Setelah ganti baju (atau tidak ganti baju) sepulang sekolah, aku langsung menghampiri Mng uning (panggilan paman ku se umur hidup) yang sibuk membuat macam-macam pagaer besi. Aku melihat Mang uning yang cekatan membuat pintu besi. Bahan-bahan yang sederhana tapi mampu menghasilkan sesuatu yang berharga. mang uning selalu bilang pada ku suruk aku bisa seperti dia. 
“gimana Roy mau ga nerusin usaha mamang?”, tanya Mang uning.
Aku mengangguk, “
“bener nih mau ga?”kata Mnag uning.
Aku bilang ea Mang insya Allah Roy ngikutin mamang, “.
mamang tersenyum dan mulai mengajariku mengelas. Setelah aku belajar, Aku kaget melihat kilaw yah elasan. Setelah itu, aku pun mulai bisa mengelas,biar kata baru belajar hhheee. Pagi hari aku suruh mang uning ikut masang pagar yang sudah jadi. Aku pun bingung harus bagaimana.Mang uning untung berbaik hati pada ku mau berbagi ilmu kepada ku.selesai lah pagar yang sdah aku pasang. aku pun dapat sedikit uang dari mang uning. kata mang uning aku harus terus belajar bener-bener, tak pernah mang uning memarahi ku ;) ).aku berterima kasih banget sama mang uning sudah di ajari mengelas.biar kata mata aku bengkak-bengkak terkena sinar lasannya..
 Masih Dunia Lain..
Setelah Setelah aku nunggu'n konter, biasanya aku menonton TV. Apalagi acara jam 12:15 kalau bukan Masih Dua dunia. Ya… film yang suka ada yang ke surupan, Aku aga takut sih lihatnyah (saat itu aku punya satu sodara, Acara itu biasanya di putar di stasiun TV swasta, sebut saja TRANS 7. Kadang lucu lihat yang ke surupan, kadang juga menyeramkan, tapi semuanya menarik bagiku. Gaya yang ke surupannya bagus banget ektingnyah, sampe-sampe aku ga bisa tidur, ke bayang-bayang terus,  kalaw ada aja di sebelah ku.ga kebayang aku bisa mati berdiri, celingak-celinguk saat orang yang ke surupannya makin berutal.aku tegang sekali lihatnya.eh dah tegang-tegang malah bersambung film yah.heee besok juga masih ada lagi sih..
Masak-Masakan
Setelah aku bangun pagi, sendiri atau bersama teman. Jika sendirian, aku langsung masak. Kadang membuat telor ceplok. Kadang kadang masak mie campuran sesim, kalw bersama temen-temen aku biasanya ga masak paling beli bubur di langganan ku "mang Muti".
aku pun mulai beraktipitas seperti biasa bersama teman-teman ku,jika teman-temen ku ga mau keluar aku terpaksa nonton tv.biar kata aku main sendirian.
Bermain di Lapangan
Hampir tiap hari, aku bermain dengan teman-teman kampungku. Mereka ada banyak sekali. Kadang mereka membuatku tertawa, kadang menangis. Tapi semuanya bagiku indah, semua yang aku lakukan bersama teman-teman kampungku.
Kami punya tempat-tempat favorit untuk bermain. Kami biasa bermain petak umpet, gobak sodor, kasti, beteng, atau patung-patungan di tanah lapang yang terhampar di depan rumah teman-teman kampungku. Semuanya seru, apalagi kalau sudah main kasti, Bapak-bapak dan Ibu-ibu penonton menyoraki dan kadang tertawa terbahak-bahak melihat aksi kami. Sejatinya, permainan kasti adalah memukul bola yang dilempar lawan sejauh-jauhnya, tapi yang kami lakukan adalah melempar pemukul sejauh-jauhnya. Begitulah, permainan itu tak pernah serius, tapi cukup untuk memuaskan hati kami. Setidaknya kami pernah mencoba permainan Jepang itu, meski acak-kadut kami tak peduli, yang penting semuanya Happy.
Bermain di Sawah
Tak jarang juga kami menyatu dengan alam, dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Meski siang-siang, terik matahari, panas, kami tak peduli. Kami adalah sahabat matahari, tak ada yang perlu di takuti.
Salah satu kegiatan kami adalah membuat perangkap ikan di parit-parit tengah sawah. Menggiring ikan-ikan kecil masuk ke dalam perangkap. Berteriak senang saat mendapati perangkap terisi dengan ikan-ikan kecil (meskipun sebenarnya yang kami dapat saat itu adalah kecebong-kecebong). Memasukkannya dalam kantong plastik, bergantian memegangnya, memandanginya yang bergerak gesit dalam air, dan bernyanyi riang menapaki pematang sawah yang becek. Ah… hal sesederhana itu, mampu membuat hati kami berbunga-bunga.
Di sawah-sawah yang membentang luas, kami mencari ciplukan (buah yang berbentuk bulat sebesar kelereng, berwarna hijau bila mentah, dan berwarna coklat bila masak, rasanya amat manis). Sering juga kami menangkap capung dan belalang, berlomba mengumpulkan sebanyak-banyaknya. Inilah salah satu keahlian kami, menangkap capung dan belalang yang terkenal gesit, dengan tangan kosong, dengan jurus yang mengejutkan, bagi hewan berkaki enam itu. Kami memiliki keahlian menangkap capung dan belalang, tak peduli yang sedang terbang di udara atau yang hinggap di ranting-ranting dan pucuk daun tanaman, kami bisa menangkapnya, tanpa jaring.


seseorang bertanya pada ku, bagaimana rasanya

mencintai seseorang yang mencintai orang lain  ...???

" tarik nafas dalam - dalam dan aku berkata 
rasanya seperti memeluk pohon kaktus..!
semakin erat kamu memeluk pohon kaktus tersebut 
maka semakin sakit rasanya perasaan kita,


Setelah aku sudah menginjak ABG, aku tertarik sama perempuan, tapi aku heren setiap aku ke temu sama dia hati ku malu mengucapkan kata cinta,aku terus-terus memandang dia setiap aku ketemunyah.padahal aku sudah mau mengucapkannya, tapi mengapa susah sekali.akhirnya aku pun mulai putus asa dan merasa aku tak pantas untuk nyah.tiba-tiba ada seorang cewe menghampiriku ternyata dia suka pada ku,tak ku sangka aku menyukai orang yang belum tentu milik ku,ternyata orang itu sangat memcintaiku,pedahal aku suka yah sama orang yang dulu aku susah mengucapkannya.cwe ituh sangat baik pada ku setiap aku ultah aja dia selalu mengucapkan yang pertama,lama ke lamaan aku mulai malu,aku suruh main ke rumah dia tapi aku selalu merasa tidak berani.nah awal mula dia marah padaku,akupun malu sekali sama dia pedahal dia sangat baik sama aku.di situlah dia memutuskan ku kerena alasannya aku ga pernah main ke rumah dia, hanya bisa teleponan atau smsan doang, aku merasa terpukul sekali,,aku bertanya pada diri ku sendiri."mengapa aku selalu minder pada perempuan pedahal dia sayang pada aku".

Sekarang aku mulai sadar,orang yang aku sayangi bener-bener meninggalkan ku,hanya gara aku tak bisa menghargai dia.Sekarang aku tak berani lagi mengulangi kejadian yang telah terjadi,kerena sangat sedih sekali jika terjadi kembali.
Begitulah kisah cinta ku yang sangat menyakitkan bagi ku......



0 komentar :

Posting Komentar